Manajemenyang baik untuk perawatan sapi bunting dilanjutkan sampai memasuki fase melahirkan dan laktasi. Setelah melahirkan, sapi tidak boleh diperah karena anak sapi membutuhkan gizi yang cukup dari kolostrum yang dihasilkan. Jeda waktu penghentian pemerahan setelah melahirkan berkisar antara 1½ sampai 2 bulan lamanya. Setiap peternak seharusnya diwajibkan menerapkan cara ternak sapi seperti ini supaya produksi susu semakin meningkat.
Perawatanini tentunya harus dilakukan dengan penuh kesabaran, Pedet yang baru lahir membutuhkan perawatan yang lebih khusus dibandingkan dengan sapi dewasa.
Merawatinduk setelah melahirkan sangat penting, agar stelah melahirkan sapi dapat birahi kembali dan sapi terhindar dari gangguan Reproduksi dan peternak ti
Fast Money. Perawatan Yang Wajib di Diketahui Peternak Pada Indukan Setelah Melahirkan. Pengetahuan perawatan adalah sangat penting yang harus dimiliki oleh para peternak, contohnya pemberian obat cacing selama tiga bulan sekali bagi yang sapi sapi penggemukan atau yang perlu di ketahui, bahwa sapi indukan yang keadaanya bunting pemberian obat cacing tidak di perbolehkan, karena bisa mengakibatkan keguguran janin, oleh sebab itu pemberian obat cacing paling bagus sebelum indukan minta melahirkan dalam waktu minimal 3 hari setelah darah kotor atau flasentanya sudah keluar dan bersih pemberian obat cacing bisa di lanjutkan, agar supaya pedetanya bisa mendapatkan asupan air susu yang indukanya sudah mendapatkan obat cacing. Dengan teknik ini dapat mengantisipasi pedetan terkena kandang Ustan Mandiri perawatan indukan dan pejantan selalu di perhatikan oleh anak kandang, seperti pengaobatan cacing, pemberian vitamin, dan nafsu makan menjadikan kegiatan aktif yang di lakukan di kandang pengembangan sapi PO memang sangat mudah dan manak'an istilah bahasa jawanya, sapi Peranakan Ongole bisa melahirkan pedet dalam setahun sekali dengan perawatan yang baik dan benar.
Pertanianku — Setelah proses mengawinkan sudah berjalan sempurna, proses selanjutnya adalah memelihara induk sapi bunting hingga melahirkan. Induk harus dijaga kesehatannya agar mampu melahirkan anakan sapi yang bisa diternakkan menjadi sapi potong. foto pertanianku Sapi betina yang sudah bunting harus dipisahkan dari kelompok sapi yang tidak bunting dan pejantan. Jika ada lebih dari satu sapi yang bunting, Anda bisa memisahkan sapi-sapi bunting di kandang berbeda. Memelihara induk sapi bunting tidak boleh dengan cara kasar. Pakan yang diberikan harus benar-benar diperhatikan, seperti mengandung cukup protein, mineral, dan vitamin. Selama masa pemeliharaan, sapi-sapi bunting bisa disatukan di dalam kandang. Sementara itu, saat menjelang masa-masa melahirkan, sapi dipisahkan ke kandang sendiri yang bersih, kering, dan terang. Induk yang akan bunting akan memiliki beberapa tanda, seperti ambing yang sudah terlihat membesar, membengkak, dan mengeras. Urat daging di sekitaran pelvis terlihat mengendur, pada bagian sekeliling pangkal ekor terlihat mencekung. Terlihat pada bagian vulva juga membengkak dan mengeluarkan lendir. Sapi yang akan melahirkan cenderung mengalami penurunan nafsu makan, tampak gelisah, sebentar berdiri, sebentar berbaring, dan berputar-putar. Tanda terakhir dari sapi akan melahirkan, yaitu sapi jadi lebih sering kencing. Jika sudah keluar tanda-tanda tersebut, segera pisahkan sapi ke kandang khusus melahirkan. Pedet yang baru dilahirkan akan diselubungi oleh lendir yang menutup lubang hidung dan mulut. Segera bersihkan lendir tersebut agar tidak menghambat pernapasan pedet. Selain itu, tekan-tekan dadanya untuk merangsang pernapasan pedet. Potong tali pusar dan sisakan sepanjang 10 cm. Disinfektankan tali pusar tersebut dengan yodium tincture 10 persen. Setelah 30 menit dilahirkan, pedet biasanya sudah bisa berjalan dan menyusu pada puting induk. Saat pedet sudah bisa berjalan, upayakan pedet tersebut menyusu sendiri dengan puting induk. Namun, pastikan puting dan ambing induk sudah dibersihkan. Pedet yang baru dilahirkan harus diberikan tempat pembaringan yang diberikan alas jerami atau rumput kering yang bersih dan hangat. Sebelum diternakkan sebagai sapi potong, pedet membutuhkan perlakuan khusus agar dapat tumbuh optimal menjadi bakalan sapi potong yang bagus. Anda bisa membaca cara pemeliharaan sapi pada semua jenjang umur di dalam buku Panduan Beternak Sapi Potong terbitan Penebar Swadaya.
Keberhasilan pemeliharaan sapi betina sangat ditentukan oleh baiknya proses reproduksi perkembangbiakan sapi induk. Karena sapi beranak satu kali dalam setahun, maka kelahiran yang lancar akan sangat menguntungkan peternak. Namun sayangnya, masih banyak terjadi kasus gangguan kesehatan, bahkan kematian pada induk maupun anak sapi setelah proses kelahiran. Hal ini dapat terjadi karena berbagai faktor, di antaranya Kekurangan nutrisi pakan Kekurangan nutrisi akan menyebabkan kelainan pada produksi sel telur, transportasi sperma, pembuahan, serta perkembangan janin sehingga dapat menyebabkan sapi sulit bunting, bobot pedet kecil, kecacatan atau kematian janin. Nutrisi yang penting antara lain vitamin A, vitamin E, zat besi, kalsium, yodium, dan fosfor. Sedangkan pakan yang harus dihindari yaitu racun daun cemara dan klor. Oleh karena itu, selain air minum, hijauan rumput, dan konsentrat komboran yang cukup, sapi bunting juga idealnya diberi garam 50 gr/hari, kalsium CaCO3 100 gr/hr, dan urea 50 gr. Untuk sapi yang bunting 6 bulan ke atas, kualitas hijauan yang diberikan harus lebih baik karena masa ini ada proses pematangan pedet sebelum keluar. Beberapa saat sebelum dan setelah beranak, induk perlu diberi pakan penguat yang terdiri dari 1 genggam konsentrat, 1 genggam garam, dan 10 liter air. Tidak diberi exercise diumbar / dilatih berjalan di sekitar kandang atau di padang gembala Jika tidak diumbar, otot-otot rahim tidak kuat berkontraksi sehingga janin sulit keluar, ari-ari tertinggal dalam rahim, dan induk kehabisan tenaga lemas. Induk sapi juga perlu dijemur agar tulang-tulangnya lebih kuat. Mengawinkan sapi pada umur yang terlalu muda Sapi yang belum berumur 15 bulan, walaupun birahinya bagus sebaiknya jangan dikawinkan dulu karena sistem reproduksinya belum matang. Jika dipaksakan untuk kawin, dapat terjadi masalah antara lain kesulitan melahirkan karena tulang panggul masih belum cukup besar, pedet yang dilahirkan cacat karena sel telur induk betina belum dewasa, dan produksi susunya sedikit karena jaringan susunya belum sempurna sehingga pedet akan menjadi kurus. Kurangnya ventilasi, kebersihan kandang, dan vaksinasi Stres akibat panas dan pengap kurang ventilasi dapat menyebabkan tekanan darah rendah pada induk dan kelebihan asam pada janin sapi. Sedangkan kandang yang tidak bersih, pakan yang tercemar dan kurangnya vaksinasi menyebabkan banyaknya mikroorganisme bakteri, virus, jamur yang dapat menyebabkan penyakit misalnya keguguran akibat bakteri Brucella abortus, Toxoplasma dsb, diare, dan berbagai penyakit lain. foto heru-sapibagus Kesalahan dalam penanganan kelahiran Hal ini dapat menyebabkan pedet mati lemas saat lahir, lemah, infeksi dan sulit dibesarkan. Penanganan yang seharusnya adalah Sebelum induk beranak, siapkan tempat longgar ditambah tumpukan jerami kering sebagai alas untuk melahirkan agar pedet tidak terluka dan sebagai tempat latihan berdiri pedet. Sesaat setelah pedet lahir, bersihkan lendir dari mulut pedet agar segera bisa bernafas dengan normal dan lancar. Lakukan pernafasan buatan jika pedet kesulitan bernafas. Jangan membopong pedet melalui ketiak. Jika pedet tidak dapat mengangkat kepala, angkat dan turunkan pedet dengan cara mengangkat kaki belakangnya 3-5 kali hingga lendir keluar dari hidung dan mulutnya. Jika pedet masih tidak dapat mengangkat kepala, siram dengan air dingin. Potong tali pusar ± 10 cm dan diolesi yodium tinctur 7% sebagai antibiotik untuk mencegah infeksi lalu diikat. Biarkan induk menjilati pedet selama 10 – 15 menit. Hal ini merangsang kontraksi rahim sehingga melancarkan pengeluaran ari-ari. Ari-ari akan keluar setelah 3-6 jam. Biarkan induk memakan bagian dari ari-ari karena merangsang untuk segera memproduksi susu bagi anaknya. Jika dalam 8-12 jam ari-ari tidak keluar, segera lapor ke petugas peternakan atau dokter hewan. Bila induk tidak mau menjilati pedetnya, gunakan kain kering untuk menyeka tubuh pedet. Pisahkan segera pedet dari induknya untuk menghindari/mengantisipasi penularan penyakit dari induknya. Pedet yang baru lahir mempunyai sistem kekebalan tubuh yang sangat susu pertama yang dihasilkan pada akhir masa kebuntingan sampai beberapa hari setelah melahirkan kaya akan zat antibodi kekebalan tubuh sehingga sebaiknya diberikan sesegera mungkin setelah pedet lahir dan maksimal 4 jam setelah lahir sebanyak 3-4 liter. Keterlambatan pemberian kolostrum akan memperbesar resiko kematian karena semakin lama usus pedet semakin sulit untuk menyerap lagi kolostrum 8 jam kemudian dan minimal hingga 2-3 hari setelah lahir. Berikan obat cacing pada induk 1 bulan setelah melahirkan. Kekurangan Periode Masa Kering Pemerahan seharusnya dihentikan minimal 1½ bulan sebelum sapi melahirkan disebut masa kering. Namun, peternak banyak yang tetap memerah susu sampai saat melahirkan karena ingin tetap mendapat keuntungan dari hasil penjualan susu. Hal ini akan menyebabkan induk tidak sehat dan kualitas kolostrum rendah sehingga antibodi pedet tidak kuat melawan bibit penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Faktor Genetik Keturunan Gangguan reproduksi dapat juga disebabkan karena penyakit keturunan, misalnya penyakit distokia kesulitan melahirkan akibat kesalahan posisi janin dalam rahim, penyakit mumifikasi janin mengeras, dsb. Inilah salah satu sebab pentingnya recording pencatatan riwayat keturunan. Post Views 324
perawatan induk sapi setelah melahirkan